Minggu, 24 September 2017

Qiyamul Lail Beda Dengan Shalat Tahajud, Baru Tahu?


dakwahid Qiyamul Lail Beda dengan Shalat Tahajud, Baru Tahu? Baca Ini

Qiyamul Lail Beda Dengan Shalat Tahajud, Baru Tahu? 

Problematika bahasa yang acap menjangkiti masyarakat adalah kekurangtepatan antara penggunaan istilah dengan definisi sebenarnya. Tadinya ingin mendefinisikan sebuah aktivitas, ternyata penggunaan istilahnya keliru, atau bisa juga tertukar. Sebenarnya nggak begitu jadi masalah ketika kedua belah pihak yang berkomunikasi sama sama ngerti maksud sebenarnya. Tapi kalau lawan komunikasinya salah paham, apalagi itu urusan yang cukup berisiko? Tentu berbahaya. Kita ambil satu contoh; penggunaan istilah shalat Tahajud dan istilah Qiyamul Lail.
Banyak masyarakat Muslim Indonesia yang menggeneralisir makna dari istilah shalat Tahajud dan Qiyamul Lail. Shalat Tahajud dianggap sama dengan Qiyamul Lail. Qiyamul Lail dianggap sama dengan shalat Tahajud. Hampir rata-rata masyarakat Muslim sekitar kita saat ditanya tentang definisi shalat Tahajud dan Qiyamul Lail seperti itu jawabannya.

Definisi Shalat Tahajud dan Qiyamul Lail dalam Fikih Islam

Kata Tahajud berasal dari kata hajada, artinya tidur di malam hari. Bentuk pelakunya disebut al-Hajid. Bentuk pluralnya adalah al-Hujud. Sebagian ahli bahasa arab mengartikan hajada dengan shalat di malam hari. Istilah Shalatul Laili sama artinya dengan at-Tahajud. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 34/118).
Al-Mutahajjid artinya orang yang bangkit dari tidur untuk melaksanakan shalat. (Lisanul Arab, 3/432)
Abu Bakar Ibnul Arabi memaknai Tahajud dengan tiga pengertian. Pertama, tidur, kemudian shalat, kemudian tidur, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah bangun dari tidur. Ketiga, setelah shalat isya’. (Mu’jamul Mushthalahat wal Alfadz al-Fiqhiyyah, Mahmud Abdurrahman Abdul Mun’im, 1/396)

Baca Juga: Ngantuk Menimpa Saat Shalat, Apa yang Harus Dilakukan?

Qiyam berasal dari bahasa arab yang artinya bangkit dari duduk. Sementara al-Lail artinya adalah malam, dihitung semenjak matahari terbenam sampai terbitnya fajar shadiq. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 34/117)
Dalam istilah para ulama fikih, Qiyamul Lail didefinisikan dengan menghabiskan waktu malam meskipun hanya satu jam dengan aktivitas ibadah berupa shalat dan selainnya, tanpa ada syarat terus-menerus sepanjang malam. (Mu’jamul Mushthalahat wal Alfadz al-Fiqhiyyah, Mahmud Abdurrahman Abdul Mun’im, 3/130)
Makna Qiyamul Lail adalah menyibukkan diri di sebagian besar waktu malam dengan aktivitas ketaatan—ada yang mengatakan cukup satu jam—seperti membaca al-Quran, menyimak hadits, bertasbih, atau shalawat. (Maraqil Falah bi Hasyiyah ath-Thahawi, 219. Ibnu Abidin, 1/460, 461)
Sebagian ulama fikih memang ada yang memaknai Qiyamul Lail dengan shalat Tahajud.  Barangkali penggunaan istilah Qiyamul Lail untuk menyebut shalat Tahajud ini bersumber dari makna yang terkandung dari sebuah hadits yang disabdakan oleh Rasulullah berikut ini,
وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يا عبد اللَّه لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abdullah, engkau jangan seperti si fulan, dulu ia rajin Qiyamul Lail sekarang ia sudah tidak melaksanakan Qiyamul Lailnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Para ulama memahami Qiyamul Lail dalam hadits tersebut maksudnya adalah shalat malam.
Ada yang memaknai Qiyamul Lail itu boleh didahului dengan tidur terlebih dahulu atau tanpa tidur dahulu. Sedangkan shalat Tahajud tidak dikerjakan kecuali setelah tidur.
Dengan mengembalikan definisi shalat Tahajud dan Qiyamul Lail kepada makna syar’i seperti ini, tampak perbedaan yang sangat jelas antara istilah shalat Tahajud dan istilah Qiyamul Lail.
Shalat Tahajud adalah istilah khusus untuk menyebut shalat sunnah yang dilakukan di malam hari setelah tidur. Hanya shalat. Sementara Qiyamul Lail memiliki makna yang lebih luas dari itu; bangkit dari tidur untuk mengerjakan aktivitas ibadah.
Aktivitas ibadah Qiyamul Lail tidak terbatas pada shalat saja sebagaimana dalam definisi shalat Tahajud, akan tetapi mencakup segala aktivitas ibadah, seperti membaca al-Quran, berzikir, Istighfar, Menyimak hadits, termasuk juga shalat sunnah.

Baca Juga: Model Gerakan Saat Shalat Yang Harus Diperhatikan

Kemudian, shalat tahajud dilakukan setelah bangun dari tidur di malam hari. Sedangkan Qiyamul Lail boleh dilaksanakan langsung setelah Isya’ tanpa harus tidur terlebih dahulu.
Singkat kata, makna Qiyamul Lail lebih luas dari shalat Tahajud. Sehingga, shalat Tahajud itu berbeda dengan Qiyamul Lail. Qiyamul Lail tidak hanya shalat Tahajud. Shalat Tahajud termasuk bagian dari Qiyamul Lail.

Istilah Shalat Tahajud dan Qiyamul Lail dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V versi aplikasi online, Shalat Tahajud tercatat sebagai bentuk tidak baku dari kata Salat Tahajud. KBBI mendefinisikan Salat Tahajud sebagai salat sunah, sedikitnya dua rakaat, dikerjakan sesudah bangun tidur pada separuh malam hingga menjelang subuh; qiamulail.
Sedangkan kalau anda mengetikkan kata Qiyamul Lail dalam kolom pencarian pada aplikasi KBBI versi V tersebut, anda tidak akan menemukan hasil pencarian, yang muncul justru istilah qiyamuhu binafsihi yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan istilah yang ingin anda cari.
Qiyamul Lail dalam KBBI versi V ditulis dengan qiamulail / qi.a.mu.la.il. Definisinya, salat di tengah malam secara teratur (seperti salat Tahajud, tarawih, witir).

Baca Juga: Membaca Surat Ini Ketika Shalat Bernilai Mengikuti Sunnah Rasul

Setelah mengetahui makna sebenarnya yang tercatat dalam kamus istilah Islam sebagaimana yang diuraikan sebelumnya, ternyata dalam definisi qiyalul lail versi Kamus Besar Bahasa Indonesia didapati sebuah menyempitan makna Qiyamul Lail hanya sebagai shalat saja.
Padahal, definisi sesungguhnya dari istilah Qiyamul Lail sama sekali tidak terbatas pada shalat yang dilaksanakan di tengah malam saja, namun mencakup seluruh aktivitas ibadah yang dilakukan di tengah malam. Mulai dari zikir, istighfar, membaca al-Quran, shalat, dan aktivitas ibadah lainnya. Wallahu a’lam [M. Shodiq/dakwah.id]

Sabtu, 19 Maret 2016



*** Indahnya Ta’aruf Secara Islami ***


 
Sengaja kugoreskan tulisan ini, kado untuk teman-teman ku yang sedang ta’aruf, atau yang akan melakukan ta’aruf secara Islami. Juga bagi pasangan yang sudah pernah melakukan ta’aruf Islami,kado tulisan ini kupersembahkan sebagai kenang-kenangan yang terindah yang pernah dilalui dahulu. Kudoakan semoga Allah SWT selalu memudahkan dan melancarkan ta’aruf Islami yang sedang atau akan berlangsung. Bagi pasangan yang sudah melakukan ta’aruf Islami, semoga langgeng pernikahannya, hingga kematianlah yang memisahkan kita dari pasangan kita. Aamiin
Bagi setiap aktivis da’wah, yang sudah memilih da’wah sebagai jalan hidupnya, tentunya harus memiliki kepribadian Islamiyyah yang berbeda dengan orang-orang yang belum tarbiyah tentunya. Salah satu akhlak (kepribadian Islami) yang harus dimiliki setiap ikhwan atau akhwat adalah ketika memilih menikah tanpa pacaran. Karena memang dalam Islam tidak ada konsep pacaran, dengan dalih apapun. Misalnya, ditemani orang tualah, ditemani kakak atau adiklah sehingga tidak berdua-duan. Semua sudah sangat jelas dalam Alqur’an surat Al Isra ayat 32 yang artinya ”Dan janganlah kamu mendekati zina ; (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”. Apalagi sudah menjadi fihtrah bagi setiap pria pasti memiliki rasa ketertarikan pada wanita begitu pula sebaliknya. Namun Islam memberikan panduan yang sangat jelas demi kebaikan ummatnya. Mampukah tiap diri kita menata semua, ya perasaan cinta, kasih sayang benar-benar sesuai dengan syari’ah? Dalam buku Manajemen Cinta karya Abdullah Nasih Ulwan, juga disebutkan, cinta juga harus dimanage dengan baik, terutama cinta pada Allah SWT, Rasulullah SAW, cinta terhadap orang-orang shalih dan beriman. Jadi tidak mengumbar cinta secara murahan atau bahkan melanggar syariat Allah SWT.

Lalu bagaimanakah kiat-kita ta’aruf Islami yang benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah,:

1.Melakukan Istikharoh dengan sekhusyu-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik. Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya pada Allah SWT. Luruskan niat kita, bahwa kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkannya.

2.Menentukan Jadwal Pertemuan (ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat. Biasanya akhwat yang memang sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya. Memang idealnya kedua pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.

3.Gali pertanyaan sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga. Biasanya pada tahap ini, baik ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair. Peran pembimbing juga sangat dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.

4.Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya. Ini pun sudah diketahui oleh Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik. Jangan berjalan sendiri. Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya. Tetapi jika memang Ustadz sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan didampingi oleh teman pengajian lainnya. Namun ingat,ikhwan jangan datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim tersebut.

5.Keluarga Ikhwan pun boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya). Sebaiknya ketika datang ke rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah. Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.

6.Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama. Segeralah tentukan kapan waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.

7.Tentukan waktu dan tempat pernikahan
Pada prinsipnya semua hari dan bulan dalam Islam adalah baik. Jadi hindarkanlah mencari tanggal dan bulan baik, karena takut jatuh ke arah syirik. Lakukan pernikahan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu sederhana, mengundang anak yatim, memisahkan antara tamu pria dan wanita, pengantin wanita tidak bertabarruj (berdandan),makanan dan minuman juga tidak berlebihan.
Semoga dengan menjalankan kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga muslim baik di dunia maupun di akhirat.

Teriring doaku yang tulus kepada ikhwah dan akhwat fillah yang akan melangsungkan pernikahan kuucapkan ”Baarokallahu laka wa baaroka ’alaika wajama’a bainakumaa fii khoirin..
Dan bagi sahabat-sahabatku yang belum menikah, teriring doa yang tulus dari hatiku, semoga Allah SWT memberikan jodoh yang terbaik untuk semua baik di dunia maupun di akhirat..Aamiin ya Robbal ’alamiin.

By:Yusuf

Sabtu, 12 Maret 2016

JOMBLO ITU NGENES. SIAPA BILANG ?

 JOMBLO ITU NGENES. SIAPA BILANG ?

 

  


  JoNes atau Jomblo ngeNes adalah ungkapan anak ABG single jaman sekarang. Jomblo ngenes ini biasanya jomblo galau karena nyesel ninggalin mantan, jomblo ngga laku, jomblo di tinggalin, jomblo ngga sempet nyari pacar dan jomblo-jomblo dengan alasan lain yang mewarnai perdaban manusia di jaman ini. Saking ngga betahnya ngejomblo, para jomblo ini banyak yang berperilaku aneh. Misalnya bunuh diri karena jomblo dan bikin komunitas para jomblo mania pencari cinta. Perilaku negatif para jomblo itu ngga patut untuk dicontoh ya gaes. Jomblo itu sebenarnya menyenangkan kok, tergantung gimana kamu memanfaatkan waktu jomblo kamu. Waktu jomblo kamu bakal sia-sia kalau digunain buat ngegalauin dia yang udah melangkah jauh bersama pasangan barunya dan kamu masih di situ-situ aja ? Move on gaes.
          Jomblo adalah masa di mana kamu hidup bebas tanpa kekangan dari pasanganmu. Karena biasanya yang memiliki pasangan akan selalu merasa terkekang dengan larangan dan aturan-aturan dari pasanganmu. Walaupun terkadang memang kekangan itu adalah sesuatu yang baik dan merupakan bentuk perhatiannya buat kamu. Tapi perhatian yang berlebihan membuat beberapa orang memilih menjomblo dari pada setiap hari mendapat ocehan dari pasangan. Beruntunglah para jomblo karena memiliki pasangan belum tentu merasa bahagia.
          Namun hidup ini akan terus berjalan dan perlu yang namanya perubahan. Aku bakal kasih kamu tips-tips agar waktu jomblomu lebih bermanfaat dan cepat move on kemudian membuka hati untuk pasangan barumu. Cekidot…
1.       NIAT
             


     Niat adalah syarat utama untuk perubahan hidupmu. Dengan adanya niat, kamu pasti akan lebih semangat, yakin dan tidak mudah goyah dalam menghadapi rintangan hidup yang akan datang pada hidupmu. Misalnya liat mantan jalan sama pasangannya, malem minggu mengurung diri di rumah karena ngenes kalo liat pasangan yang ngedate malam minggu, dan masih banyak lagi. Ngga mungkin deh yaa kalo dijelasin satu-satu.
2.       RAJIN-RAJINLAH BERIBADAH
    

     Mintalah petunjuk padaNya, dengan lebih dekat dengan yang kuasa, hatimu pasti akan lebih tenang dan perlahan kamu akan bisa melupakan bayang-bayang masa lalu dan pikiranmu menjadi lebih jernih untuk menatap masa depan yang lebih baik.
3.       SIBUKKAN DIRIMU 
    

     Ikutilah berbagai kegiatan di sekolahmu, tempat kerja, dan lingkunganmu. Atur jadwal dengan baik. Agar tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal tidak penting. Bagi pelajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh, sesekali ajak teman kamu belajar bersama sebagai tempat sharing dan pemecahan masalah. Luangkan sedikit waktu untuk liburan di tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Jangan lupa rajin-rajin berolah raga ya gaes, agar tubuhmu sehat dan tidak mudah drop.
4.       CURHAT
   

     Jika perlu curhat, curhatlah dengan orang terpercaya seperti orang tua, sahabat atau saudara kamu agar beban yang kamu rasakan berkurang. Dengan berbagi rasa, masalah akan terasa lebih ringan. Dengarkan nasihat-nasihat mereka sebagai motivasi untuk kamu.
5.       MENANGISLAH
   

     Menangis itu salah satu cara mencurahkan perasaanmu. Menangis dapat membuat hati lebih tenang. Tapi nangisnya jangan lama-lama ya gaes, kamu harus bangkit. Banyak hal-hal menyenangkan yang akan kamu lewati di depan.
6.       BUKA HATI UNTUK CINTA YANG BARU
   

     Mulailah membuka hati untuk orang-orang yang mulai hadir di hidupmu. Jangan terlalu cuek pada teman yang mulai menyapamu. Tapi jangan sembarangan memilih teman atau pasangan baru yaa. Pastikan kalau dia itu lebih baik dari mantan kamu, dan bisa bikin kamu selalu semangat atau moodboster lah istilahnya.

          Itulah tips-tips dari Vivi buat kamu. Agar kamu-kamu para jomblo bisa menjadi jomblo yang berkualitas dan bermasa depan cerah. Jangan galau-galau lagi gaes, rahasia Tuhan lebih indah, percayalah kamu akan jadi orang yang sukses, membanggakan dan mendapat jodoh yang terbaik. Aamiin.
Segala kekurangan pada artikel ini bisa kamu kritik melalui komentar di bawah. Selamat berjuang yaa. Tetap semangat !!!  Bye….
By: Indra Yusuf 

Selasa, 15 Desember 2015

3 Cara Ampuh Mudah Bangun Shubuh


3 Cara Ampuh Mudah Bangun Shubuh

bangun_shubuh


Bagaimana biar bisa mudah bangun shubuh? Adakah kiatnya?
Para remaja muslim biasa sangat sulit untuk bangun Shubuh, lebih-lebih lagi untuk pria untuk berjama’ah di masjid. Wah … itu berat sekali.
Berikut langkah-langkah yang kami berikan, moga bisa dipraktekkan dengan segera.
1- Biasakan tidur di awal malam dan jauhi begadang.
Ini yang biasa jadi sebab orang telat bangun Shubuh. Malam diambil untuk begadang dan banyak ngobrol. Atau kalau anak-anak gaul biasanya menunggu tayangan bola usai. Akhirnya … Sudah tahu kan? Pasti Shubuhnya telat.
Ini nasehat hadits yang menunjukkan larangan begadang.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari no. 568)
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!” (Syarh Al Bukhari, 3: 278).
2- Coba lakukan adab-adab sebelum tidur.
Dengan melakukan beberap adab berikut, akan sangat membantu untuk mudah bangun Shubuh.
a- Tidurlah dalam keadaan berwudhu.
b- Tidur berbaring pada sisi kanan.
c- Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali. Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya ‘Aisyah.
d- Membaca ayat kursi sebelum tidur.
e- Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
3- Gunakan alarm pada weker kring atau handphone.
Namun saran kami, alarm tersebut tidak diletakkan di bawah bantal. Kenapa?
Coba bayangkan deh, apa yang dilakukan jika alarm tersebut berbunyi di bawah bantal, pasti akan dimatikan kan?
Jadi baiknya alarm tersebut diletakkan di tempat yang jauh biar ada kesempatan untuk melangkah sehingga bisa jadi cepat sadar.
Silakan coba sembari meminta tolong pada Allah.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Penulis: INDRA YUSUF

 

 

3 Syarat Taubat dari Pacaran


 

 

3 Syarat Taubat dari Pacaran

pacaran zina taubatTidak diragukan lagi bahwa taubat sesuatu yang harus bagi pelaku dosa, apalagi dosa tersebut adalah dosa besar. Di antara hal yang membuat dosa bisa menjadi besar adalah jika maksiat di lakukan terus menerus. Contoh di antaranya yang menyebar di kaula muda adalah pacaran. Berpacaran sudah jelas terlarang karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa lepas dari jalan  yang haram.
Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas, “Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Dosa Mengharuskan Taubat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah
Ujung Zina adalah Penyesalan
Luqman pernah berkata kepada anaknya,
يا بني، إياك والزنى، فإن أوله مخافة، وآخره ندامة
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab. Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi. Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.

Penulis: Indra Yusuf
Artikel www.remajaislam.com

 

 

1000 Kebaikan dalam Sehari


 

 

kebaikan sehari 

1000 Kebaikan dalam Sehari

“Bagaimana salah seorang di antara kami bisa menghasilkan seribu kebaikan?”. Beliau menjawab, “Yaitu dengan bertasbih (membaca subhanallah) seratus kali, maka dengan itu akan dicatat seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.”



Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ وَعَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ مُوسَى الْجُهَنِيِّ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُوسَى الْجُهَنِيُّ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ قَالَ يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ
Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata: Marwan dan Ali bin Mus-hir menuturkan kepada kami dari Musa al-Juhani. Sedangkan dari jalan yang lain Imam Muslim mengatakan: Muhammad bin Abdullah bin Numair menuturkan kepada kami dengan lafaz darinya, dia berkata: Musa al-Juhani menuturkan kepada kami dari Mush’ab bin Sa’d. Dia mengatakan: Ayahku menuturkan kepadaku, dia berkata: Dahulu kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau mengatakan, “Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu untuk menghasilkan pada setiap hari seribu kebaikan?”. Lalu ada seorang yang duduk bersama beliau bertanya, “Bagaimana salah seorang di antara kami bisa menghasilkan seribu kebaikan?”. Beliau menjawab, “Yaitu dengan bertasbih (membaca subhanallah) seratus kali, maka dengan itu akan dicatat seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.” (HR. Muslim dalam Kitab adz-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar)
Hadits yang agung ini mengandung pelajaran:
  1. Betapa luasnya rahmat Allah ta’ala sehingga dengan amal yang sedikit seorang bisa mendapatkan balasan yang begitu banyak
  2. Manusia bisa melakukan seribu kebaikan setiap hari, bahkan lebih dari itu pun mampu, dengan izin dari Allah tentunya
  3. Salah satu cara mengajar yang diajarkan oleh Nabi adalah dengan metode tanya-jawab
  4. Keutamaan membaca tasbih
  5. Amal salih merupakan sebab bertambahnya keimanan
  6. Amal salih merupakan sebab terhapusnya dosa
  7. Iman tentang adanya pencatatan amal
  8. Keutamaan berkumpul dengan orang-orang salih
  9. Pentingnya dzikir kepada Allah dan besarnya keutamaannya
  10. Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Penulis: Indra Yusuf
Artikel www.remajaislam.com